Kebudayaan Masyarakat Papua dan Latar Belakang
Berdirinya OPM (Organisasi Papua Merdeka)
Kebudayaan Masyarakat
Papua dan Latar Belakang Berdirinya OPM (Organisasi Papua Merdeka)
A. Profil Masyarakat Papua
Sebelum era revormasi
Papua dulunya ini dikenal dengan nama Irian Jaya, sebagai salah satu pulau di
Indonesia Papua ini juga terkenal akan keragaman budayanya dan hasl buminya
yang melimpah. Masyarakat Papua pada umumnya terdiri atas beberapa suku diantaranya
adalah suku Dani, yali dan lani. Suku Dani adalah suku bangsa yang terdapat di
Wamena Papua, sementara suku yali adalah
suku yang mendiami bagian selatan di antara perbatasan Wamena dan Merauke,
sedangkan suku Lani mendiami bagian sebelah barat dari suku Dani.
Tanggal 28 Juli 1965 adalah awal dari gerakan-gerakan
kemerdekaan Papua Barat yang ditempeli satu label yaitu OPM (Organisasi Papua
Merdeka).
Lahirnya OPM di kota Manokwari pada tanggal itu ditandai dengan penyerangan orang-orang Arfak terhadap barak pasukan Batalyon 751 (Brawijaya) di mana tiga orang anggota kesatuan itu dibunuh. Picu "proklamasi OPM" yang pertama itu adalah penolakan para anggota Batalyon Papua (PVK = Papoea Vrijwilligers Korps ) dari suku Arfak dan Biak untuk didemobilisasi, serta penahanan orang-orang Arfak yang mengeluh ke penguasa setempat karena pengangguran yang tinggi serta kekurangan pangan di kalangan suku itu (Ukur dan Cooley, 1977: 287; Osborne, 1985: 35-36; Sjamsuddin, 1989: 96-97; Whitaker, 1990: 51).
Lahirnya OPM di kota Manokwari pada tanggal itu ditandai dengan penyerangan orang-orang Arfak terhadap barak pasukan Batalyon 751 (Brawijaya) di mana tiga orang anggota kesatuan itu dibunuh. Picu "proklamasi OPM" yang pertama itu adalah penolakan para anggota Batalyon Papua (PVK = Papoea Vrijwilligers Korps ) dari suku Arfak dan Biak untuk didemobilisasi, serta penahanan orang-orang Arfak yang mengeluh ke penguasa setempat karena pengangguran yang tinggi serta kekurangan pangan di kalangan suku itu (Ukur dan Cooley, 1977: 287; Osborne, 1985: 35-36; Sjamsuddin, 1989: 96-97; Whitaker, 1990: 51).
1. Mata Pencaharian
Mata pencaharian
utama mereka adalah bercocok tanam di ladang.Tanaman utama sekaligus makanan
pokok adalah Hipere atau ubi jalar.
2. Adat Istiadat dan Religi
Di daerah ini masih
banyak yang menggunakan koteka dan wanita menggunakan pakaian wah yang berasal
dari rumput serat. Pada saat berduka kematian) mereka Memutus jari dan melumuri
muka dengan tanah liat ketika berduka. Selain itu pada masyarakat Dani juga
percaya pada kekuatan gaib, ruh-ruh leluhur, dan ruh kerabat yang meninggal.
3. Seni
Papua adalah daerah
yang kaya akan ragam seni budaya, tari yang paling terkenal pada masyarakat ini
adalah tari Yosim Pancar, tarian ini sering di gunakan untuk menyambut tamu
kehormatan dan para turis serta dalam upacara adat.
Pakaian adat pria dan wanita di Papua secara fisik mungkin anda akan berkesimpulan bahwa
pakaian tersebut hampir sama bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan
bagian bawah dengan model yang sama. Mereka juga sama-sama memakai
hiasan-hiasan yang sama, seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih,
gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada
pergelangan kaki.
TARI PERANG PAPUA
Tarian ini melambangkan kepahlawanan dan kegagahan rakyat Papua. Biasanya tarian ini di bawakan ketika
kepala suku memerintahkan para prajurit untuk berperang, dengan tarian ini
semangat prajurit dapat semakin berkobar. Namun seiring perkembangan zaman dan
peraturan pemerintah yang melarang keras adanya peperangan antar suku, tarian
ini kini hanya menjadi tarian penyambut tamu undangan. Ditarikan oleh 16
laki-laki dan 2 perempuan,
B. Latar Belakang Berdirinya OPM (Organisasi
Papua Merdeka)
Papua merupakan salah
satu wilayah di bawah naungan NKRI dengan falsafah Bhineka Tunggal Ikanya,
Papua adalah wilayah yang kaya akan ragam budaya yang menjadi cirikhas
masyarakat papua dengan masyarakat lain. Membicarakan mengenai Bhineka Tunggal
Ika dengan memandang segala aspek tidak terkecuali aspek budaya kita adalah
satu kesatuan yang utuh di bawah naungan
falsafah pancasila. Jadi sudah sepantasnya kita menjaga rasa persatuan dan kesatuan NKRI dalam menghadapi
berbagai masalah yang mengancam keutuhan NKRI.
Baru-baru ini muncul
kembali gerakan separatis oleh OPM yang mengancam Keutuhan NKRI, organisasi
Papua Merdeka (OPM) ini muncul menentang pemerintahan yang sah. Organisasi ini
dididrikan pada tahun 1965 tepatnya di kota Manokwari, tujuan OPM adalah
mewujudkan kemerdekaan Papua bagian Barat dari NKRI. OPM ini bermula sbelum
masa revormasi, pada saat itu OPM merasa bahwa mereka bukanlah bagian dari
NKRI, maupun Negara-negara Asia lainnya. Organisasi Papua Merdeka ini
beranggapan bahwa penyatuan wilayah papua kedalam NKRI hanya merupakan hasil
perjanjian yang dilakukan antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda, dimana
bangsa belanda menyerahkan wilayan jajahannya kepada bangsa Indonesia. Berbeda
pada masa orde baru latar belakang OPM pada era reformasi ini dikarenakan
konflik atau pertikaian yang sering terjadi di papua serta pelanggaran
HAM seperti yang diungkapkan Lambert Pekikir, sehingga untuk menangani ini
semuah NKRI harus melepaskan Papua.
Gerakan separatism
OPM tidak berhenti pada masa orde baru saja, pada hari Senin 3 Desember 2012
terjadi baku tembak antar apara gabungan TNI-Polri dengan kelompok yangb
disinyalir merupakan anggota OPM, peristiwa ini mengakibatkan salah seorang
warga tewas.
C. Tonggak Sejarah yang Paling Penting dalam
Pertumbuhan Kesadaran Nasional Papua.
Tonggak Sejarah yang Paling Penting dalam
Pertumbuhan Kesadaran Nasional Papua diantaranya :
1. 26 Juli 1965
Pada tanggal inilah
OPM (Organisasi Papua Merdeka) pertama dibentuk, pemimpin kharismatik gerakan
ini adalah Johan Ariks.
2. 1 Juli 1971
Empat tahun setelah
pemberontakan, terjadi proklamasi OPM (organisasi Papua Merdeka) untuk yang
kedua kalinya, tepatnya di desa Waris kabupaten Jayapura.
3. 14 Desember 1988
Terjadi kembali
proklamasi dan pengibaran bendera OPM kali ini dilakukan oleh Tom Wanggai di
Stadion Mandala.
Berbagai rentetan peristiwa inilah yang
seharusya menyadarkan kita akan perlunya memperkokoh rasa kesatuan dan
persatuan dalam NKRI. Karena kita merupakan satu kesatuan yang utuh dalam
masyarakat dengan berbagai latar
belakang budaya yang berbeda, begitupun dengan masyarakat Papua, keberagaman
budaya inilah yang menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia didalam
kebhineka tunggal ikanya. Namun demikian perlu bagi kita untuk semakin
memperkokoh persatuan bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman yang mengancam
keutuhan NKRI.